Makna Sebuah Integritas
“Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”
(1 Timotius 4:12b)
PROLOG
Kata integritas berasal dari bahasa
Inggris yakni integrity, yang berarti menyeluruh, lengkap atau
segalanya. Kamus Oxford menghubungkan arti integritas dengan kepribadian
seseorang yaitu jujur dan utuh. Ada juga yang mengartikan integritas
sebagai keunggulan moral dan menyamakan integritas sebagai “jati diri”.
Integritas juga diartikan sebagai bertindak konsisten sesuai dengan
nilai-nilai dan kode etik, Dengan kata lain integritas diartikan sebagai
“satunya kata dengan perbuatan”. Paul J. Meyer menyatakan bahwa
“integritas itu nyata dan terjangkau dan mencakup sifat seperti:
bertanggung jawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia. Jadi, saat
berbicara tentang integritas tidak pernah lepas dari kepribadian dan
karakter seseorang, yaitu sifat-sifat seperti: dapat dipercaya,
komitmen, tanggung jawab, kejujuran, kebenaran, dan kesetiaan.
Konon,
di Tiongkok kuno orang menginginkan rasa damai dari kelompok Barbar
utara, itu sebabnya mereka membangun tembok besar. Tembok itu begitu
tinggi sehingga mereka sangat yakin tidak seorang pun yang bisa
memanjatnya dan sangat tebal sehingga tidak mungkin hancur walau pun
didobrak. Sejak tembok itu dibangun dalam seratus tahun pertama,
setidaknya Tiongkok telah diserang tiga kali oleh musuh-musuhnya, namun
tidak ada satu pun yang berhasil masuk karena temboknya yang tinggi,
tebal dan kuat. Suatu ketika, musuh menyuap penjaga pintu gerbang
perbatasan itu. Apa yang terjadi kemudian? Musuh berhasil masuk.
Orang
Tiongkok berhasil membangun tembok batu yang kuat dan dapat diandalkan,
tetapi gagal membangun integritas pada generasi berikutnya. Seandainya,
penjaga pintu gerbang tembok itu memiliki integritas yang tinggi, ia
tidak akan menerima uang suap itu yang tidak hanya menghancurkan dirinya
tapi juga orang lain.
Betapa sering kita meremehkan dan
memandang sebelah mata terhadap arti penting sebuah integritas. Padahal,
walaupun ada pengorbanan dan harga yang harus dibayar demi sebuah
integritas, akan lebih banyak risiko dan akibat fatal yang terjadi jika
harus mengorbankan integritas. Bila kita tidak memperhatikan sikap dan
tindakan, kenikmatan sesaat seringkali berujung pada akibat buruk yang
berkepanjangan.
MAKNA INTEGRITAS
Suatu
penelitian menyatakan bahwa perbedaan antara negara berkembang (miskin)
dan negara maju (kaya) tidak tergantung pada usia negara itu. Contohnya
negara India dan Mesir, yang usianya lebih dari 2000 tahun, tetapi
mereka tetap terbelakang (miskin). Di sisi lain Negara seperti
Singapura, Kanada, Australia dan New Zealand, negara yang umurnya kurang
dari 150 tahun dalam membangun, saat ini mereka adalah bagian dari
negara maju di dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin.
Ketersediaan
sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu
menjadi kaya atau miskin Jepang mempunyai area yang sangat terbatas, di
mana daratannya delapan puluh persen berupa pegunungan dan tidak cukup
untuk meningkatkan pertanian dan peternakan Tetapi, saat ini Jepang
menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara
“industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua
negara di dunia dan mengekspor barang jadinya. Swiss tidak mempunyai
perkebunan coklat tetapi sebagai segara pembuat coklat terbaik di dunia.
Negara Swiss sangat kecil, hanya sebelas persen daratannya ang bisa
ditanami. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. (Nestle
adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia). Bank-bank di
Swiss juga saat ini menjadi bank yang sangat disukai di dunia.
Para
eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari
negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam hal kecerdasan. Para imigran yang dinyatakan pemalas di
negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di
negara-negara maju dan kaya di Eropa. Ras atau warna kulit juga bukan
faktor penting.
Lalu, apa perbedaannya? Perbedaannya adalah pada
sikap atau perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun
melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis atas perilaku
masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya
sehari-harinya mengikuti dan mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan
yang salah satu dari prinsip dasar itu adalah integritas diri.
Apakah makna integritas bagi kita? Pertama,
integritas berarti komitmen dan loyalitas. Apakah komitmen itu?
Komitmen adalah suatu janji pada diri sendiri ataupun orang lain yang
tercermin dalam tindakan-tindakan seseorang. Seseorang yang berkomitmen
adalah mereka yang dapat menepati sebuah janji dan mempertahankan janji
itu sampai akhir, walau pun harus berkorban. Banyak orang gagal dalam
komitmen. Faktor pemicu mulai dari keyakinan yang goyah, gaya hidup yang
tidak benar, pengaruh lingkungan, hingga ketidakmampuan mengatasi
berbagai persoalan kehidupan. Gagal dalam komitmen menujukkan lemahnya
integritas diri
Kedua, integritas berarti
tanggung jawab. Tanggung jawab adalah tanda dari kedewasaan pribadi.
Orang yang berani mengambil tanggung jawab adalah mereka yang bersedia
mengambil risiko, memperbaiki keadaan, dan melakukan kewajiban dengan
kemampuan yang terbaik. Peluang menuju sukses terbuka bagi mereka.
Sementara itu, orang yang melarikan diri dari tanggung jawab merasa
seperti sedang melepaskan diri dari sebuah beban (padahal tidak
demikian). Semakin kita lari dari tanggung jawab, semakin kita
kehilangan tujuan dan makna hidup. Kita akan semakin merosot, merasa
tidak berarti dan akhirnya menjadi pecundang (penghasut).
Ketiga,
integritas berarti dapat dipercaya, jujur dan setia. Kehidupan kita
akan menjadi dipercaya, apabila perkataan kita sejalan dengan perbuatan
kita; tentunya dalam hal ini yang kita pandang baik atau positif. Sebuah
pribahasa mengatakan “Kemarau setahun akan dihancurkan oleh hujan
sehari”, yang artinya segala kebaikan kita akan runtuh dengan satu kali
saja kita berbuat jahat.
Keempat, integritas
berarti konsisten. Konsisten berarti tetap pada pendirian. Orang yang
konsiten adalah orang yang tegas pada keputusan dan pendiriannya tidak
goyah. Konsisten bukan berarti sikap yang keras atau kaku. Orang yang
konsisten dalam keputusan dan tindakan adalah orang yang memilih sikap
untuk melakukan apa yang benar dengan tidak bimbang, karena keputusan
yang diambil beradasrkan fakta yang akurat, tujuan yang jelas, dan
pertimbangan yang bijak. Selalu ada harga yang harus dibayar untuk
sebuah konsistensi dimulai dari penguasaan diri dan sikap disiplin.
Kelima,
berintegritas berarti menguasai dan mendisiplin diri. Banyak orang
keliru menggambarkan sikap disiplin sehingga menyamakan disiplin dengan
bekerja keras tanpa istirahat. Padahal sikap disiplin berarti melakukan
yang seharusnya dilakukan, bukan sekedar hal yang ingin dilakukan.
Disiplin mencerminkan sikap pengendalian diri, suatu sikap hidup yang
teratur dan seimbang.
Keenam, berintegritas
berarti berkualitas. Kualitas hidup seseorang itu sangat penting.
Kualitas menentukan kuantitas. Bila kita berkualitas maka hidup kita
tidak akan diremehkan. Kitab Suci menuliskan dengan gamblang tentang
kehidupan para tokoh Alkitab, ada yang gagal ada yang berhasil.
Integritas hidup berkualitas adalah kehidupan yang membiarkan orang luar
menilai diri kita. Pada saat menyenangkan ataupun pada saat tidak
menyenangkan.
EPILOG
Di dalam bukunya
You and Your Family, Dr. Tim La Haye memberikan diagram silsilah dua
orang yang hidup pada abad 18. Yang pertama adalah Max Jukes, seorang
penyelundup alkohol yang tidak bermoral. Yang kedua adalah Dr. Jonathan
Edwards, seorang pendeta yang saleh dan pengkhotbah kebangunan rohani.
Jonathan Edwards ini menikah dengan seorang wanita yang mempunyai iman
dan filsafat hidup yang baik. Melalui silsilah kedua orang ini ditemukan
bahwa dari Max Jukes terdapat 1.026 keturunan: 300 orang mati muda, 100
orang dipenjara, 190 orang pelacur, 100 orang peminum berat. Dari Dr.
Edwards terdapat 729 keturunan: 300 orang pengkhotbah, 65 orang profesor
di universitas, 13 orang penulis, 3 orang pejabat pemerintah, dan 1
orang wakil presiden Amerika. Dari diagram tersebut kita bisa melihat
bahwa kebiasaan, keputusan dan nilai-nilai dari generasi terdahulu
sangat mempengaruhi kehidupan generasi berikutnya.
Sekitar tahun
65 M silam, Rasul Paulus menasehati pemimpin muda Timotius agar menjadi
teladan “dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”. Keteladan ini adalah syarat paling
penting bagi Paulus maupun Timotius sebagai pemimpin Kristen pada masa
itu. Kata “teladan” ini dalam bahasa Yunani adalah “tufos” yang berarti
“model, gambar, ideal, atau pola”. Menurut pengertian ini orang Kristen
harus menjadi teladan dalam perkataan dan tindakan. Menjadi teladan
dalam perkataan dan perbuatan inilah yang sekarang ini kita sebut
sebagai “integritas”, karena pada dasarnya integritas adalah “satunya
kata dengan perbuatan”. Amin.
Sumber : http://artikel.sabda.org/makna_sebuah_integritas